SUMSEL, – Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk transisi energi fosil menjadi energi hijau yang tidak dapat ditunda lagi dilakukan di Wilayah Sumsel.
Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru terus berupaya mewujudkan komitmen tersebut utamanya dalam menghadapi transisi energi, dengan memanfaatkan pelaksanaan proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dapat mendukung target ketenagalistrikan.
Seperti yang sudah dilakukan di Kota Pagaralam, beberapa pembangkit tenaga baru terbarukan mendominasi dalam mensuplay kelistrikan bagi kota yang terkenal akan keindahan panorama alamnya, dimana terinterkoneksi melalui sistem transmisi Sumatera bagian Selatan.
Saat ini Pembangkit Energi baru terbarukan tersebut meliputi pembangkit listrik tenaga minihidro green Lahat yang berkapasitas 9,99 MW dioperasikan oleh PT Green Lahat, kemudian pembangkit listrik tenaga panas bumi lmut balai berkapasitas 55 MW di Kabupaten Muara Enim, pembangkit listrik tenaga panas bumi Rantau Dedap di Kabupaten Muara Enim, serta di Kabupaten dan Kota Lahat yang dioperasikan oleh PT Supreme Energi Rantau Dedap.
Untuk diketahui pada sisi hilir, Kota Pagaralam dianggap dapat menjadi Smart Green City dengan menerapkan ectrifying lifestyle dalam keseharian masyrakatnya.
Untuk diketahui suplai kelistrikannyaa Kota Pagaralam dilayani oleh PT PLN (Persero) ULP Pagaralam yang merupakan salah satu unit layanan pelanggan dibawah wilayah kerja PT PLN UIW S2JB. Dengan jumlah pelanggan 41.666 dan KWH jual sebesar 59.329.372 Kwh atau setara dengan 6,77 MW Kota Pagaralam memiliki beban puncak sebesar 8.2 MW.
Sumber pasokan kelistrikan Kota Pagaralam didapat dari pembangkit listrik tenaga minihidro green Lahat berkapasitas 9,99 MW yang dialirkan melalui gardu induk Kota Pagaralam.
-