Berita

Apa Itu Flu Singapura, Bagaimana Penularannya, Ciri-Ciri Serta Gejalanya

216
×

Apa Itu Flu Singapura, Bagaimana Penularannya, Ciri-Ciri Serta Gejalanya

Sebarkan artikel ini

Mediasumsel.com – Dokter spesialis anak, Edi Hartoyo, mengatakan infeksi yang oleh masyarakat awam disebut sebagai Flu Singapura sebenarnya adalah hand, foot, mouth desease (HFMD).

Ini adalah kumpulan gejala berupa lesi kulit (benjolan, bercak, luka) yang disebabkan oleh virus coxsackie dan enterovirus.

“Kenapa disebut penyakit tangan kaki dan mulut? Karena khasnya ada lesi di mulut, di telapak kaki, telapak tangan, walaupun gejalanya bisa ke seluruh tubuh,” jelas Edi dalam konferensi pers pada Selasa (02/04).

Flu Singapura biasanya menyerang bayi dan balita berusia kurang dari lima tahun. Sementara orang dewasa disebut “sangat jarang” terkena penyakit ini, dan lebih berpotensi menjadi pembawa atau carrier.

Namun, dia mengatakan penyebutan istilah “Flu Singapura” untuk penyakit ini sebetulnya “tidak tepat”.

Pasalnya, penyakit ini bukan berasal dari Singapura dan sudah terdeteksi sejak tahun 1957 di Kanada. Hanya saja penyakit ini sempat mewabah pada 2005-2006 di Singapura.

“Sebenarnya asalnya bukan dari Singapura, tapi pada tahun 2006 di Singapura ada kejadian kasus ini dan ada yang meninggal sehingga terkenalnya Flu Singapura. Padahal sebetulnya nama benarnya adalah penyakit tangan, kaki, dan mulut,” jelas Edi.

Flu Singapura juga pernah mewabah di Malaysia, China, Taiwan, dan Vietnam.

Kejadian terbesar terkait wabah ini terjadi pada tahun 1998 di Taiwan yang menginfeksi lebih dari 120.000 orang dan menyebabkan 78 kematian.

Bagaimana penularannya?

Penularan Flu Singapura bisa terjadi dari kontak langsung dengan droplet atau cipratan liur lewat batuk dan bersin. Selain itu, bisa juga melalui paparan lendir, cairan blister dan feses.

Virus ini juga dapat menular secara tidak langsung lewat benda-benda yang terpapar.

“Misalnya pada menggunakan handuk bersamaan di mana anak ini terkena Flu Singapura, kemudian baju, peralatan makan, dan mainan juga bisa kena. Artinya, sangat mudah menular,” papar Edi.

Ketika virus sudah masuk ke saluran pernapasan, maka dia akan menyebar ke kelenjar limfa dalam waktu 24 jam.

Menurut Dicky Budiman, tingkat imunitas dan kualitas sanitasi masyarakat menjadi penentu penyebarannya.

Bagaimana ciri-ciri dan gejalanya?

Ciri khas dari penyakit ini, menurut Edi, adalah munculnya lesi kulit pada telapak tangan, telapak kaki, dan mulut.

Anak yang terinfeksi Flu Singapura biasanya juga mengalami demam dan kehilangan nafsu makan.

Berdasarkan penelitian IDAI di Banjarmasin pada 2016, dari 2000 kasus terdapat 72% penderita mengalami demam, 100% mengalami lesi di kulit, 83% merasakan nyeri saat menelan sehingga sulit makan. Ada pula gejala-gejala lain seperti batuk, pilek, diare, hingga muntah.

“91% kasus mesti ada lesi di mulut, telapak tangan, dan kaki. Tapi apakah di semuanya harus ada [lesi]? Ternyata tidak,” papar Edi.

Ada yang lesi kulitnya hanya muncul di salah satu atau salah dua bagian tubuh tersebut.

Secara umum, penyakit ini dapat sembuh sendiri.

Akan tetapi, Edi juga mengingatkan agar para orang tua waspada ketika gejala-gejala mengarah infeksi berat muncul, seperti demam tinggi di atas 39 derajat Celcius, kemudian napas cepat hingga kejang.

Salah satu komplikasi yang bahaya Flu Singapura adalah dapat menyerang otak sehingga menyebabkan meningitis dan ensefalitis.

Meskipun, Edi mengatakan kasus dengan komplikasi seperti ini “sangat jarang terjadi”.

“Kalau ada anak nyeri kepala, kaku kuduk, anaknya tidak sadar, kejang, koma, bahkan menyebabkan kelumpuhan,” jelas Edi.

Selain itu, Edi menambahkan bahwa virus ini “tidak menghasilkan kekebalan”.

“Artinya, kalau musim ini kena, musim depan juga bisa kena lagi kalau dia kontak. Jadi tidak ada kekebalan untuk HFMD atau virus singapura ini,” kata Edi.

-

Tinggalkan Balasan