Daerah

Gunung Merapi Kembali Erupsi, Muntahkan Awan Panas

130
×

Gunung Merapi Kembali Erupsi, Muntahkan Awan Panas

Sebarkan artikel ini

YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (KBPPTKG) menyebut Gunung Merapi kembali erupsi pada hari Senin tanggal 22 Juli 2024 dinihari. BPPTKG mengungkapkan terjadi Awan Panas Guguran di puncak Gunung Merapi pada pukul 04:04 WIB.

Dalam catatan BPPTKG, awan panas guguran tersebut memiliki Amplitudo max 40 mm dengan durasi 126 detik dan jarak luncur 1.200 meter. Awan panas guguran tersebut mengarah ke hulu Kali Bebeng sementara arah angin ke Barat.

“Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan,” tulis BPPTKG.

Sepanjang hari Minggu (21/7/2024) kemarin mulai pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, Gunung dengan ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini secara umum Gunung terlihat jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 25-125 meter di atas puncak kawah.

Aktivitas kegempaan di antaranya adalah gempa guguran sebanyak 56 kali dengan Amplitudo 2-30 mm berdurasi 19.92-155.88 detik. 5 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan Amplitudo 2-8 mm, S-P 0.3-0.8 detik dan Durasi : 5.96-7.4 detik. 1 kali gemla Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 40 mm, Durasi 8.96 detik

“1 kali gempa Tektonik Jauh Amplitudo 5 mm, S-P tidak terbaca, Durasi 181.44 detik,” tambah BPPTKG.

Di samping itu juga teramati 10 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1600 meter. BPPTKG menandaskan belum ada perubahan status tingkat aktivitas Gunung Merapi yaitu masih Level III atau Siaga.

Menurut BPPTKG potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Dan dari Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

“Masyarakat kami himbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan selalu mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi,” himbau mereka.

-

Tinggalkan Balasan